Minggu, 27 Januari 2013

Inspirational women


Sebuah panutan indah telah tertulis dalam sejarah hidup Fatimah bin abdul malik. Beliau adalah sosok perempuan yang nyaris sempurna,  cantik, cerdas, keturunan terpandang, serta kaya raya. Bagaimana tidak kaya, beliau adalah  putri khalifah tertinggi, serta saudari dari empat khalifah Islam ternama, yaitu Al-Walid bin Abdil Malik, Sulaiman bin Abdil Malik, Yazid bin Abdil Malik, dan Hisyam bin Abdil Malik.

Islam dan Wanita


Inilah nasib para wanita dijaman dahulu. Di Yunani, wanita hanya dianggap sebagai pemuas nafsu biologis saja. Sudah menjadi kebiasaan bagi mereka memperjual belikan wanita selayaknya hewan.

Hal yang sama juga terjadi di peradapan Arab Jahiliyyah kuno. Dalam Alquran surat Al-Nahl ayat 58 diceritakan bahwa ketika seorang ayah dikabari bahwa istrinya telah melahirkan anak perempuan, maka suaminya tersebut akan merah padam mukanya menahan marah merasa malu. Mereka lalu mengubur hidup-hidup bayi tersebut. Mereka menganggap anak perempuan sebagai aib keluarga, manusia yang membebani, dan bukan manusia produktif yang dapat bermanfaat bagi kehidupan keluarga dan masyarakat.

Senin, 21 Januari 2013

Filsafat Ilmu dalam pandangan Islam


DI BERBAGAI perguruan tinggi, khususnya di tingkat Pasca Sarjana, para mahasiswa biasanya diajarkan mata kuliah “Filsafat Ilmu”.  Sejauh ini, sudah banyak diterbitkan buku tentang Filsafat Ilmu.   Sayangnya, kuatnya dominasi sekularisme – yang menolak campur tangan agama -- dalam bidang keilmuan kontemporer turut berpengaruh dalam perumusan konsep Filsafat Ilmu yang diajarkan di perguruan tinggi saat ini. Beberapa kutipan isi buku Filsafat Ilmu berikut ini bisa disimak.

Minggu, 20 Januari 2013


SEBUAH PETIKAN SURAT SEORANG MUSLIMAH TERUNTUK SAUDARINYA TERCINTA
Book_women of heaven

Wahai saudariku muslimah....
Begitu besar anugerah Allah yang diberikan atas kita, satu karunia yang tak terhingga nilainya.
Berbahagialah, tersenyumlah, karena engkau lah sumber percikan cahaya peradaban.
Engkaulah madrasah akhlak mulia.

Jumat, 11 Januari 2013


SEBUAH KISAH YG MENYENTUH HATI ...

Kisah di bawah ini adalah kisah yang didapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah. Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus.

Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Rabu, 09 Januari 2013

Memaknai Musibah


SUATU ketika, Abdullah bin Mas’ud Ra berjalan, tiba-tiba terputus tali sandalnya. Dengan spontan beliau berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.”Dikatakan kepada beliau, “Hanya karena seperti ini engkau mengucapkan kalimat itu?” Beliau menjawab, “Ini musibah.” 

Jumat, 04 Januari 2013

Menjadi Wanita ‘Kafir’ Tanpa Sadar

Tabiat mayoritas wanita adalah melupakan kebaikan di saat pasangannya melakukan kekhilafan atau terdapat kekurangan padanya
Oleh: Abu Hudzaifah
DALAM sebuah redaksi hadits disebutkan ada sosok wanita yang memiliki sifat, “yakfurnal ‘asyir” (kafir kepada suami, maksudnya mengingkari kebaikan suami). Tentu saja bagi sebagian wanita, tentu tidak akan terima bila judul di atas disematkan pada dirinya.
Di saat hatinya senang dan ‘nyaman’ kepada suaminya, seorang istri akan memandang suaminya sebagai sosok yang baik dan ‘sempurna’. Tanpa cacat dan kekurangan. Di saat laju rumah tangga stabil tanpa alang rintangan yang berarti, seorang istri biasanya akan terngiang terus akan kebaikan-kebaikan sang suami.